Lalu, pelumas gardan alias girboks pilihannya bisa yang memiliki kadar SAE 80W-90 / 85W-90 / 90 dengan API GL-5 atau pelumas gardan LSD comply (bagi mobil 4X4) atau lihat spesifikasi yang disarankan pada buku manual kendaraan.
Pelumas transmisi terbagi menjadi beberapa tipe, manual, otomatis slip lock, otomatis konvensional dan model CVT.
Slip-controlled lock-up
Mobil yang menganut transmisi otomatis tipe slip controlled lock-up umumnya menggunakan jenis Automatic Transmission Fluid (ATF) sesuai spesifikasi dari pabrik. Jadi tidak bisa main asal pakai minyak pelumas transmisi biasa.
Mobil yang didukung dengan transmisi tersebut memiliki perpindahan gigi yang halus. Untuk produk mobil dari Toyota biasanya pakai tipe pelumas jenis T-IV atau T-WS, Mitsubishi, Diamond SPIII, Nissan dengan ATF-D, Honda dengan standard Z-1, dan sebagainya.
Transmisi otomatis tipe konvensional
Kedua, tipe transmisi tipe otomatis konvensional. Jika mobil transmisi manual atau yang biasa, bekerja dengan cara menginjak kopling memindahkan gigi lalu kembali menginjak gas. Maka pada transmisi otomatis jenis ini tidak menggunakan kopling. Si pengendara hanya perlu menginjak gas (seperti kalau naik boom-boom car). Dalam kecepatan tertentu gigi akan berpindah dengan sendirinya dan kendaraan pun akan terus melaju semakin cepat sesuai dengan injakan gas si pengemudi biasanya mengaplikasi minyak pelumas jenis ATF kelas ekonomi. Namun, jika Anda menginginkan kinerja transmisi yang lebih baik maka di 10.000 Km bisa diganti dengan ATF ber-standard Dexron III yang berkualitas.
Terakhir, untuk mobil yang mengaplikasi transmisi CVT penggunaan minyak pelumasnya tidak sama dengan tipe konvensional. Sistem transmisi CVT ini membuat setiap peningkatan akselerasi dan penurunan kecepatan menjadi tidak terasa. Getaran atau pun tenaga yang terbuang karena adanya delay time yang biasanya pada mobil bertransmisi otomatik juga nyaris tidak terasa.
Teknologi ini membuat sistem transmisinya tak berisik, tak ada sentakan, pengoperasiannya mudah dan bisa menyesuaikan dengan karakter pengemudi. Juga membuat pemakaian bahan bakar lebih efisien, mempunyai ketahanan dan kehandalan lebih baik dari transmisi biasa. Untuk penggantiantransmisi otomatis CVT sesuaikan dengan buku manual CVT. Tapi, mobil yang sering membawa beban atau dikemudikan pada kecepatan tinggi maka interval penggantian pelumas CVT sebaiknya dipercepat.
Deteksi Kondisi Mesin
Oh ya, ada juga beberapa trik atau cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi mesin mobil Anda. Pertama bisa dilakukan dengan cara dengan cara memperhatikan kekentalan warna oli. Dan yang kedua dapat dilakukan melalui pengetesan pada silinder mesin Anda dengan menggunakan alat cylinder leakage tester (alat uji prosentase tingkat kelaikan mesin).
Nah untuk pilihan trik yang pertama Anda dapat mengetahui mesin sehat dari warna olinya.
1.Coklat agak kekuningan
Ini terjadi pada kendaraan usai menempuh perjalanan dengan Jarak tempuh yang kurang lebih berkisar antara 1.000-2.000 km, sehingga membuat warna oli akan menjadi coklat kekuningan. Jika yang terlihat adalah warna tersebut masih dapat dikatakan normal.
2. Hitam
Warna oli berubah menjadi hitam bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama akibat kendaraan anda telah menempuh perjalanan dengan jarak tempuh lebih jauh. Dan yang kedua karena terjadi kerusakan pada mesin anda. Jika itu terjadi disarankan untuk segera mengecek mesin mobil ke ahlinya.
3. Putih Pekat
Oli berubah menjadi warna putih susu jika tercampur dengan air. Hal ini bisa jadi karena kondisi mesin anda yang sudah kurang baik. ada baiknya segera periksakan ke bengkel terdekat dan terpercaya, lakukan pengecekan. Jangan sungkan untuk memperbaiki sedikit saja kerusakan karena ini bisa memperkecil jumlah kocek yang harus anda keluarkan.
0 komentar:
Posting Komentar